Saya suka sekali kisah ini. Menulis apa yang ada di antara Deni dan Tiza, kadang membuat saya sendiri tenggelam didalamnya. Kadang saya juga ikut menangis bersama mereka, ikut kesal, ikut marah,ikut heran dengan sikap mereka yang kadang egois dan tak jujur.
Ketika saya menyelesaikannya, hingga hari ini, saya rindu ingin menulis mereka kembali. Tapitak mungkin kan? sudahlah... kisah mereka sudah selesai! Tapi jujur saja, saat memulai kembali kisah yang lain, kadang saya mencari suasana yang sama dengan ketika saya menulis kisah Deni dan Tiza. Hehe... aneh ya?
Ok, bagaimana pun juga, saya harus move on kan? Saya akan memulai kisah baru, tentang Yumda dan Radit. Ya... Yumna yang itu, yang ada dikisah sebelumnya (kisah tentang Yumna memang belum selesai kan?). Ini lanjutan dari Pada Jenak Waktu? Hhhh... kalau begitu, saya belum move on dong! hahaha...
Well... menurut saya sih, ini kisah baru. Tentang masa lalu Yumna, juga masa depannya tanpa Deni. Saya sebetulnya tak terllau suka sosok Yumna, mungkin karena tak terlalu dibahas panjanglebar kali ya. Tapi saya baru sadar, ternyata Yumna adalah sosok yang sebenarnya perlu dikasihani. dia rapuh, pincang, dan... kesepian.
Untuk itulah, saya menciptakan sosok Radit yang kuat.
Akhirnya... Bismillaah... semoga tulisan saya kali ini lancar.